Analisis Studi Kasus - Sosiologi Komunikasi

Angela Merici Bertha Lola Komala

23410169

ilmu Komunikasi 06


Studi Kasus: Polisi Kerahkan Tim Siber Usut Pria Paksa Siswa Sujud dan Menggonggong

Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) sedang menyelidiki kasus intimidasi yang dilakukan oleh Ivan Sugianto terhadap siswa SMA Kristen Gloria 2, EN, yang dipaksa bersujud dan menggonggong. Insiden ini terjadi pada 21 Oktober 2024, setelah perselisihan di media sosial terkait ejekan dalam pertandingan basket. Polda Jatim telah mengerahkan Direktorat Tindak Pidana Siber untuk membantu penyelidikan dan memberikan pendampingan kepada pihak sekolah. Laporan resmi telah diajukan pada 28 Oktober 2024, dan pihak kepolisian berharap dapat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat mengenai perkembangan kasus ini.


Penjelasan Teori

1. Fungsionalisme Struktural

teori ini menekankan pentingnya setiap elemen dalam masyarakat berfungsi untuk menjaga stabilitas. Dalam konteks berita, tindakan Polda Jatim mengerahkan tim siber menunjukkan upaya untuk memelihara ketertiban sosial dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Asistensi yang diberikan kepada Polrestabes Surabaya bertujuan untuk mengungkap kebenaran dan mencegah terulangnya insiden serupa, sehingga sistem pendidikan dan sosial tetap berjalan dengan baik.

2. Teori Konflik

Teori ini berfokus pada ketegangan antara kelompok yang berbeda, terutama dalam hal kekuasaan. Kasus ini mencerminkan konflik antara orang tua siswa (Ivan Sugianto) dan siswa lainnya akibat ejekan. Tindakan Ivan yang memaksa siswa lain untuk menggonggong menunjukkan penggunaan kekuasaan untuk membalas dendam, menciptakan ketegangan di lingkungan sekolah. Media sosial berperan sebagai arena di mana konflik ini diperbesar, memicu reaksi publik yang lebih luas.

3. Interaksionisme Simbolik

Pendekatan ini menyoroti bagaimana makna dibangun melalui interaksi sosial. Dalam kasus ini, tindakan Ivan meminta siswa lain untuk menggonggong menjadi simbol dari penghinaan dan dominasi. Reaksi siswa dan masyarakat terhadap tindakan tersebut menunjukkan bagaimana makna dari perilaku tersebut berkembang melalui komunikasi di media sosial. Kejadian ini menciptakan narasi baru tentang bullying dan kekuasaan di kalangan remaja, yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pendidikan dan interaksi sosial di sekolah.

Kesimpulan:   

Kasus ini menunjukkan pentingnya peran institusi dalam menangani konflik sosial dan perlunya kolaborasi untuk mencegah intimidasi. Selain itu, fenomena ini mengungkap pengaruh media sosial dalam memperbesar dampak konflik, sehingga mendorong refleksi mendalam tentang etika, kekuasaan, dan interaksi sosial dalam lingkungan pendidikan.

Link: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20241114140943-12-1166595/polisi-kerahkan-tim-siber-usut-pria-paksa-siswa-sujud-dan-menggonggong



Konten viral tidak terencana :"Trend Transisi Makeup Asoka  di Tiktok"

Tren transisi makeup Asoka di TikTok, yang viral pada Agustus 2024, menggabungkan elemen tradisional dan modern dengan menggunakan air sebagai media transisi. Tren ini terinspirasi oleh film "Asoka" dan dipopulerkan oleh influencer seperti Dilla Jaidi, yang menunjukkan transformasi dari wajah tanpa makeup menjadi riasan ikonik.


Penjelasan Teori

1. Teori Interaksionisme Simbolik: Tren ini menciptakan makna melalui interaksi visual di platform TikTok. Pengguna berkomunikasi dan membangun identitas melalui makeup, mengadopsi simbol-simbol budaya India, seperti bindi, yang memperkuat rasa komunitas di antara mereka.

2. Teori Difusi Inovasi: Tren ini menunjukkan bagaimana inovasi dalam makeup menyebar melalui jaringan sosial. Influencer awal mempengaruhi pengikut mereka untuk berpartisipasi, menciptakan efek snowball yang mempercepat adopsi tren di kalangan pengguna TikTok.

3. Teori Agenda Setting: TikTok sebagai platform media sosial berperan dalam menentukan apa yang dianggap penting dalam budaya populer. Tren makeup Asoka tidak hanya mencerminkan estetika kecantikan tetapi juga mengangkat tema budaya dan identitas, memengaruhi persepsi masyarakat tentang kecantikan dan tradisi.

Kesimpulan:

Tren makeup Asoka mencerminkan bagaimana media sosial menjadi ruang untuk eksplorasi identitas dan budaya, memperlihatkan dinamika antara tradisi dan modernitas. Tren ini menunjukkan pengaruh besar influencer dan media dalam membentuk persepsi masyarakat tentang kecantikan dan makna budaya.

Sumber: https://www.tiktok.com/@jharnabhagwani?_t=8rg9NMiVSQ3&_r=1

https://vt.tiktok.com/ZSjCq9vTP/






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona Bendungan Nawangan Giriwoyo

Analisis Studi Kasus - Sosiologi Komunikasi